Pada awal
tahun 1930-an, fungsi keuangan dipegang oleh manajer keuangan yang disebut controller
atau treasurer. Manajer ini bertanggung jawab terhadap pelaporan internal
dan eksternal. Secara internal, tugas-tugas controller meliputi
pengendalian, pengukuran, pelaporan dan evaluasi atas operasi perusahaan.
Pelaporan dibuat secara periodik kepada manajemen operasional tentang hasil
selama satu periode dan dibandingkan dengan anggaran operasi yang telah
direncanakan. Sedangkan untuk pelaporan eksternal ditujukan pada kecukupan dan
konsistensi kebijakan akuntansi dalam rangka memenuhi ketentuan dari pasar
modal sebagai pihak yang memiliki kewenangan untuk mengatur
perusahaan-perusahaan yang telah go public. Adapun fungsi treasurer
pada dasarnya berkaitan dengan manajemen aktiva dengan penekanan pada sektor
modal kerja dalam neraca. Tanggung jawab treasurer meliputi pengelolaan
dan pengawasan kas, hubungan dengan bank dan pembiayaan jangka pendek.
Dewasa
ini manajer keuangan semakin menempati posisi yang utama sebagai peringkat atas
pada struktur organisasi perusahaan. Bahkan jabatan manajer keuangan berada
pada posisi Wakil Presiden Bidang Keuangan. Adapun alasannya karena pentingnya
perencanaan, analisis dan pengendalian operasi keuangan yang menjadi tanggung
jawab manajer keuangan. Di samping itu, wewenang untuk memutuskan
masalah-masalah keuangan yang strategis jarang didelegasikan kepada unit-unit
organisasi yang berada di level bawah, kecuali untuk hal-hal yang berkaitan
dengan keputusan keuangan sehari-hari yang dilimpahkan kepada bendahara
Menurut
Fred Weston, perkembangan fungsi keuangan sampai sekarang ini dipengaruhi oleh
5 perubahan besar dalam lingkungan eksternal, yaitu :
1.
Perkembangan
teknologi yang pesat berakibat pada lebih cepatnya daur hidup dari setiap
kehidupan produk.
2.
Kemampuan
perusahaan memperoleh laba mengalaami penurunan dibanding penjualannya dari
hampir seluruh perusahaan. Penurunan ini terutama terjadi pada sektor industri.
Hal ini karena adanya persaingan yang semakin tajam dala perkembangan produk.
3.
Perang
Dunia II yang telah menciptakan peluang-peluang bisnis yang memerlukan
cara-cara pembiayaan tertentu menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus meningkat.
4.
Banyaknya
perusahaan-perusahaan berskala besar yang tumbuh memerlukan pengelolaan
keuangan yang spesifik.
5.
Adanya
institusionalisasi aliran tabungan dan investasi yang membutuhkan para
profesional dibidang investasi.
Dalam
fungsinya sebagai pengambil keputusan pendanaan, manajer keuangan akan mecari
alternatif sumber dana yang akan digunakan untuk mendanai aset yang akan
diinvestasikan. Sumber dana tersebut dapat berasal dari modal asing (hutang)
maupun modal sendiri (saham). Jika perusahaan akan menggunakan modal asing,
maka perusahaan akan menjal obligasi kepada pemodal (investor). Obligasi
merupakan surat pengakuan hutang perusahaan kepada pihal lain (investor).
Sedangkan apabila akan menggunakan modal sendiri, maka perusahaan akan menjual
saham-sahamnya. Saham merupakan surat bukti penyertaan atau bukti kepemilikan
atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Penjualan surat berharga berupa
obligasi dan saham tersebut dapat dilakukan melalui pasar modal. Kemudian kas
yang diperoleh dari penjualan surat berharga tersebut akan digunakan untuk
membiayai atau mendanai aset perusahaan yang telah ditetapkan untuk kegiatan
operasi perusahaan.
Dalam
kegiatan operasinya, perusahaan akan berusaha agar menghasilkan aliran kas
masuk yang lebih besar dari aliran kas keluar yang diinvestasikan. Apabila kas
masuk ini lebih besar dari pada aliran kas keluar, maka kelebihan kas tersebut
dapat diinvestasikan kembali pada aset perusahaan atau dikembalikan kepada
pemodal yang berbentuk dividen.
TERIMA KASIH