Pendekatan kuantitatif
lahir dan berkembang dari solusi-solusi matematika dan statistika yang
diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah militer dalam perang dunia II.
Setelah berakhirnya perang, banyak diantara teknik-teknik yang sebelumnya
diperuntukkan bagi kepentingan militer ini kemudian diterapkan kedalam bisnis.
Sebagai contoh : sekelompok perwira militer AS yang dijuluki “the whiz kids”
(anak-anak serba tahu) bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan era 1940-an dan mereka segera menerapkan metode-metode statistik dan model-model
kuantitatif untuk membantu proses pengambilan keputusan tersebut.
Apa tepatnya pendekatan
kuantitatif itu? Pendekatan ini melibatkan penggunaan statistika, model-model
optimasi, model-model informasi, simulasi komputer dan berbagai teknik
kumulatif lainnya dalam aktivitas-aktivitas manajemen. Pemrograman linear
misalnya, adalah sebuah teknik yang digunakan para manajer untuk membantu
mereka mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan alokasi sumber daya.
Penjadwalan kerja dapat menjadi lebih efisien dengan penerapan analisis
penjadwalan jalur-kritis (critical-path scheduling analysis). model
kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quantity atau EOQ) dapat
membantu para manajer menentukan jumlah barang persediaan yang optimal.
Masing-masing dari hal-hal yang disebutkan ini adalah contoh penggunaan
teknik-teknik kuantitatif dalam membantu proses pengambilan keputusan.
Bidang lainnya yang juga
mengambil manfaat dari penggunaan teknik-teknik kuantitatif adalah apa yang
dikenal sebagai manajemen mutu/kualitas total (Total quality management,
TQM).
Revolusi mutu telah
melanda sektor bisnis dan publik pada periode 1980-an hingga 1990-an. Gerakan
ini dimotori oleh beberapa pakar dari kalangan praktisi kendali mutu; dua nama
paling terkemukaka di antara mereka adalah W. Edwards Deming dan Joseph M. Juran. Gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang mereka usung pada era 1950-an
tidak mendapat banyak dukungan di Amerika Serikat, tetapi diterima dengan
sangat antusias oleh organisasi-organisasi Jepang. Namun, setelah banyak
produsen Jepang mampu menghantam para produsen Amerika dalam hal perbandingan
mutu, para manajer Barat mulai memandang lebih serius gagasan-gagasan Deming
dan Juran. Gagasan-gagasan inilah yang kemudian menjadi basis bagi
program-program pengelolaan mutu masa kini.
Manajemen mutu total
adalah sebuah falsafah manajemen yang sepenuhnya berfokus pada upaya-upaya
perbaikan secara terus-menerus dan kemampuan menjawab dengan cepat berbagai
kebutuhan dan harapan pelanggan. Istilah pelanggan disini bisa berarti siapa
saja yang berinteraksi dengan produk dan layanan organisasi, baik secara
internal maupun eksternal. Artinya pelanggan pelanggan meliputi para karyawan
organisasi itu sendiri, para mitra pemasok organisasi dan orang-orang yang
membeli produk dan layanan organisasi. Perbaikan berkesinambungan tidak mungkin
diwujudkan tanpa adanya metode pengukuran yang akurat, yang mensyaratkan
penggunaan teknik-teknik statistik untuk mengukur variabel-variabel kritis
didalam berbagai proses kerja organisasi. Hasil-hasil pengukuran ini kemudian
dibandingkan terhadap standar untuk mengidentifikasi dan mengoreksi masalah.
Berikut ini adalah
karakteristik manajemen mutu :
1.
Fokus penuh pada pelanggan
Pelanggan
meliputi orang-orang diluar organisasi yang membeli produk dan jasa organisasi
serta orang-orang di dalam (anggota) organisasi yang menjadi pelanggan
fungsi-fungsi organisasi.
2.
Keinginan untuk
melaksanakan perbaikan berkesinambungan
Manajemen
mutu adalah sebuah komitmen untuk tak pernah berpuas diri, “sangat baik” saja
belum cukup. Mutu selalu dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
3.
Berfokus pada proses
Manajemen
mutu berfokus pada proses-proses kerja sebagai cara meningkatkan mutu barang
dan jasa secara terus-menerus.
4.
Perbaikan mutu dalam
segala hal yang dijalankan oleh organisasi
Ini
berkaitan dengan mutu produk akhir, seberapa baik organisasi menangani pengantaran
barang dan jasa, seberapa cepat organisasi menanggapi keluhan, seberapa sopan
panggilan telepon dijawab, dan lain sebagainya.
5.
Pengukuran yang akurat
Manajemen
mutu memanfaatkan teknik-teknik statistik untuk mengukur setiap variabel kritis
yang ada didalam proses-proses kerja organisasi. Hasil-hasil pengukuran ini
kemudian dibandingkan terhadap standar untuk mengidentifikasi masalah,
melacaknya hingga keakar dan menghilangkan sebab-sebabnya.
6.
Pemberdayaan karyawan
Manajemen
mutu melibatkan orang didalam berbagai proses perbaikan. Tim-tim karyawan
sering kali dilibatkan didalam program-program pengelolaan mutu sebagai sarana
pemberdayaan bagi mereka untuk mampu menemukan dan mengatasi berbagai masalah.
Pendekatan
kuantitatif memberikan kontribusi langsung dalam proses pengambilan keputusan
manajemen, khususnya dalam bidang perencanaan dan pengendalian. Sebagai contoh,
ketika seorang manajer melakukan penyusunan anggaran, penjadwalan,pengendalian
mutu, dan pengambilan-pengambilak keputusan lain semacamnya, ia biasanya
mengandalkan bantuan teknik-teknik kuantitatif. Beragam perangkat lunak khusus
telah menjadikan teknik-teknik ini tidak lagi tampak begitu menggentarkan bagi
para manajer, meski banyak diantara mereka masih tetap merasa cemas menggunakannya.
TERIMA KASIH
TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY
BalasHapusTINY TINY TINY TINY TINY titanium nose stud TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY thaitanium TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY TINY ford fusion titanium for sale TINY TINY iron titanium token TINY TINY TINY TINY TINY Rating: 5 · 1 titanium 170 welder review