Kamis, 24 Oktober 2019

PERKEMBANGAN TEORI KEUANGAN


Teori keuangan mengalami perkembangan sejak tahun 1900 sampai abad dua puluh satu ini tidak begitu pesat. Perkembangan tersebut umumnya merupakan penyempurnaan dan pendalaman serta perluasan analisis dari teori yang ada. Perkembangan teori keuangan tersebut adalah :
1.     Teori Pasar Modal Efisien (Efficient Capital Market Theory)
Asumsi penting dalam teori keuangan adalah asumsi pasar modal yang efisien. Efisiensi pasar modal ini bukan efisien dalam arti administrasi keuangannya, tetapi efisien yang dimaksud adalah efisien secara informasional. Artinya bahwa harga-harga sekuritas yang ada dipasar modal mencerminkan informasi relevan yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut. Efisiensi pasar modal ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

Ø Tidak ada biaya transaksi baik transaksi pembelian maupuan penjualan.
Ø Tidak ada pajak.
Ø Pasar bersifat persaingan sempurna, artinya banyak penjual dan banyak                         pembeli.
Ø Pembeli maupun penjual bersifat sebagai penentu harga.
Ø Baik individu maupun perusahaan mempunyai akses yang sama ke pasar             modal.
Ø Informasi yang berhubungan dengan pasar modal tersedia untuk semua                            pelaku pasar dan mereka memiliki harapan yang sama.
Ø Tidak ada biaya yang berkaitan dengan financial distress.

2.     Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori mengenai strukur modal pertama kali dikenalkan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller (biasa disingkat : MM) tahun 1958. Modligani dan Miller mempublikasikan teori struktur modal ini dalam hubungannya dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Mereka mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang tidak dipengaruhi oleh besarnya struktur modal (dengan asumsi tidak ada pajak). Jika teori ini benar maka manajer keuangan tidak perlu memikirkan perencanaan besarnya struktur karena tidak berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Pada tahun 1963, Modligani-Miller mempublikasikan teorinya yang kedua tentang struktur modal dengan memperhatikan pajak. Adanya pajak maka nilai banyaknya hutang yang digunakan maka semakin tinggi nilai perusahaan yang berarti semakin tinggi harga sahamnya.

3.     Teori Dividen (Dividend Theory)
Menurut Modligani-Miller dengan asumsi pasar modal efisien dan tidak ada pajak, kebijakan dividen tidak relevan dengan konsep nilai perusahaan (harga saham). Hal ini disebabkan setiap rupiah yang dibayarkan perusahaan sebagai dividen mengharuskan perusahaan mengeluarkan saham baru. Sebagai akibat emisi saham baru itu maka nilai sekarang dari penerimaan pemegang saham lama mejadi semakain kecil. Ini artinya, pemegang dividen tidak mempengaruhi kemakmurannya. Dengan asumsi pasar modal yang efisien maka nilai perusahaan hanya dipengaruhi oleh keputusan penganggaran modal. Keputusan penganggaran modal tersebut nantinya akan menentukan aliran kas dan tingkat risiko di masa datang.

4.     Teori Diskonto Aliran Kas (Cashflow Discounted Theory)
Teori ini mendasarkan diri pada konsep nilai waktu dari uang. Aliran kas yang akan diterima pada masa depan dapat dinilai sekarang menggunakan faktor diskonto. Faktor diskonto ini misalnya berupa bunga. Proses penilaian aliran kas di masa depan tersebut dinamakan pendiskontoan aliran kas. Pendiskontoan aliran kas ini dimaksudkan untuk menilai aliran kas di masa depan yang dinilai sekarang (present value). proses pendiskontoan aliran kas ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
Ø Perkiraan estimasi aliran kas dimasa yang akan datang.
Ø Penilaian risiko alran kas dimasa yang akan datang.
Ø Menganalisis penilaian risiko dihubungkan dengan aliran kas.
Ø Penentuan nilai sekarang dari aliran kas.

5.     Teori Agen (Agent Theory)
Dalam perusahaan sering terjadi konflik yang disebut agency problem. Agency probem ini dapat muncul antara manager dan pemegang saham atau antara kreditur dan pemegang saham. Dalam perusahaan besar agency problem sangat potensial terjadi karena proporsi kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Tidak jarang tindakan manajer bukannya memakmurkan pemegang saham, malainkan memperbesar skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain. Motif utamanya adalah untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain. Konflik lain yang potensial terjadi dalam perusahaan besar adalah kasus kebangkrutan antara pemegang saham dan kreditur.

6.     Teori Informasi Asimetrik (Asymetric Information Theory)
Manajer perusahaan mengetahui tentang informasi berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibanding dengan investor atau analis, kondisi seperti ini disebut asymetric information. Artinya antara manajer dan pemilik saham mempunyai informasi yang berbeda tentang perusahaan. Dampak yang mungkin muncuk dengan adanya asymetric information adalah timbulnya kegagalan pasar.

7.     Teori Portofolio (Portofolio Theory)
Tokoh yang terkenal dengan teori portofolionya adalah Harry Markowitz. Dia pernah memperoleh hadiah Nobel di bidang ekonomi tahun 1990. Markowitz sering disebut sebagai father of modern portfolio theory. Teori portofolio menyatakan bahwa risiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan aset ke dalam suatu portofolio. Oleh karena itu, teori ini kemudian disempurnakan oleh William Sharpe dengan mengembangkan teori keseimbangan yang menghubungkan antara risiko dan hasil (return) yaitu dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model CAPM ini dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa return suatu saham merupakan fungsi dari tingkat keuntungan bebas risiko, tingkat keuntungan yang disyaratkan atas portofolio pasar dan koefisien beta.

8.     Teori Opsi (Option Theory)
Opsi merupakan suatu hak untuk menjual atau membeli suatu aset dengan harga tertentu selama jangka waktu tertentu. Perdagangan opsi di Amerika telah berkembang sejak tahun 1800-an. Suatu model penilaian opsi telah diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Fisher Black dan Myron Scholes. Model tersebut kemudian dikenal dengan Black-Scholes Option Pricing Model. Namun demikian, walaupun sudah agak lama teori ini berkembang tetapi sampai saat ini belum dianggap sebagai teori dalam manajemen keuangan. Hanya saja ada beberpaa keputusan di bidang keuangan yang dapat dianalisis dan dipahami lebih baik dengan menggunakan kerangka teori opsi ini.








TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKEMBANGAN FUNGSI MANAJER KEUANGAN

Pada awal tahun 1930-an, fungsi keuangan dipegang oleh manajer keuangan yang disebut controller atau treasurer. Manajer ini bertanggung...